Ini ada sebuah hikayat yang tercatat dalam buku hikmat
Kisah sebuah sekolah pondok agung lagi terhormat
Punya ilmuan yang hebat-hebat
Lapor diri dengan harapan dan cita-cita tersemat
Hari-hari silih berganti
Dalam tawa dan tangis
Dalam senyum dan bengis
Anak-anak didik sering sedih pilu
Menagih kasih dan ilmu
Kini telah banyak purnama di pentas ilmu
Banyak yang teruji dan diuji
Sehingga tiba-tiba datang bah besar
Yang bisa meninggalkan titik hitam
Dalam lautan saujana luas mata memandang
Geduk dipalu ilmuan berkumpul
Gegak gempita alam bak hari lintar memecah bumi
Para ilmuan dipanggil bersidang
Ada yang cuba menilik
Ada yang cuba melihat dan merasa
Ada yang melepas tangan
Ada yang terus berbahas
Ada yang diam dan ada yang bising
Masing-masing tertanya-tanya
Adakah ini satu musibah besar Tuhan menguji hambaNya?
Masing-masing menyalahkan
Tanpa sedar anak-anak didik memerhati
Dengan luka di hati yang pasti tidak dapat diubati
Wahai insan yang hadir
Kebahagiaan sejati tidak pernah kelihatan oleh mata
Kebahagiaan sejati itu terletak pada jiwa
Kerna manusia akan merasa kaya apabila hatinya juga kaya
Apa yang lebih penting
Bukan perselisihan yang diminta
Cuma pengadilan yang lebih saksama
Benar kata saudagar Cina ;
“Jika setiap hari pengembara naik turun gunung leka membaham
kancil, arnab dan rusa. Yakin dan percayalah, satu hari nanti dia pasti
terserempak singa “.
No comments:
Post a Comment